Selasa, 27 Januari 2009

Sepenggal Percakapan Imaginer di Ruang 5x5m

"kau setia pada suamimu?"
Tertawa
"kau membangkitkan nafsu saya saja.Tidak satupun laki2 di dunia ini yang bisa memuaskan saya. ini secara fisik"
"apa yang kau maksud dengan ^secara fisik^..."
"maksud saya mengenai pembawaan fisik saya, keadaan jasmani saya. saya punya lubang yang gatal dan harus selalu disumbat setiap saat"
"kau percaya itu?"
"bahwa lubang saya harus selalu disumbat?"
"bahwa secara fisik kau berbeda denga wanita yang lain"
"tentu saja..ini ada hubungannya dengan suatu kelenjar atau apa..."
"kau pernah merasa mencintai seseorang..?"
"saya rasa saya bisa jatuh cinta kepadamu"
Sunyi
"jangan memandangi saya begitu rupa, ini bukan salah saya..saya sudah bilang, ini karena pembawaan jasmani saya..saya selalu kelaparan"
"saya percaya, tapi bukan jasmanimu yang kelaparan, melainkan emosimu"
"saya tidak pernah bersetubuh karena emosi. Kau mau merangsang emosi saya?"
"tidak"
"lalu kau mau apa?"
"menolongmu"
"mengapa kau tidak datang kesini saja dan duduk di sisi saya?"
Terdiam
"saya akan membuatmu sangat puas seperti yang belum pernah kamu alami dalam hidupmu"
Masih terdiam
"apa masalahmu..?"
Pipinya merona, matanya bercahaya..ada pendar bahagia
"saya tergila2 kepadanya..saya akan melakukan apa saja untuknya..katakan saja, dia membuat semua laki2 yang pernah saya kenal seperti kotoran busuk"
wataknya yang labil, tiadanya penghargaan kepada diri sendiri bisa membuat dia menjadi sasaran empuk bagi siapa saja yang ingin memperalat dirinya. Ya, seperti segumpal tanah liat basah yang tergeletak di comberan. Orang yang mengambilnya bisa membentuk tanah liat itu menjadi patung yang indah atau menjadi senjata pembawa maut bagi dirinya sendiri.
"rasanya ajaib sekali, saya merasa selalu membutuhkan seks setiap saat. saya tidak pernah merasa bosan dan puas"
"kau senang..?"
"apakah saya benar2 menyenanginya..?
Bisiknya
"katakan saja"
Tercenung
"saya pasti sakit...Ya Tuhan, saya sakit..Tolonglah saya..Tolonglah saya.."
Mulai terisak
"kau harus membantu saya untuk memberikan pertolongan kepadamu.."
Menggangguk...membisu
"sekarang saya ingin kau pulang. Pikirkanlah bagaimana perasaanmu. Bukan waktu kau melakukan hal2 itu, tapi sebelumnya. Pikirkanlah mengapa kau ingin melakukannya. Setelah kau mendapatkan jawabannya, kau akan memahami banyak sekali tentang dirimu.."
Tersenyum pahit....
"waktu sudah habis untuk hari ini. Sampai jumpa minggu depan dengan hari dan jam yang sama."
Aku memang membiarkan saja agar dia bisa menemukannya sendiri. Dia harus tahu bahwa dia tidak bisa membeli cinta, bahwa cinta harus diberikan secara sukarela. Dan dia takkan bisa menerima kenyataan bahwa cinta bisa diberikan secara sukarela, sebelum yakin bahwa dirinya pantas menerima cinta itu.
Sebelum hal itu dia mengerti, dia akan terus berusaha membeli cinta dengan satu2nya alat pembayar yang dia miliki: tubuhnya.
Aku bisa memahami penderitaan yang dirasakannya..rasa putus asa dan kebencian pada diri sendiri..
Aku sangat kasihan kepadanya.


ter inspirasi dari JUDD STEVENS seorang psikoanalis


Tidak ada komentar: