JiJik..................................................................

JijikJijijJijikJijikJijikJijikJijikJijikJijikJijikJijik

JiJik.......
JiJik.......
JiJik.......
JiJik.......
JiJik.......

silahkan buang k tempat sampah yang bau busuk
silahkan muntah berkalikali
silahkan tutup hidungmu
silahkan cuci badanmu

dan bersiapsiap untuk bermain sandiwara kembali
dengan cerita baru
dengan pemain baru
karena kamu sangat pintar

aku baru sampai dan ada kamu dengan rangkaian kata yang sangat menyakitkan hati
aku tidak pernah bermimpi kalau kamu ternyata bisa menulis kata itu
aku hanya merasa kamu sangat bijak untuk menyikapi segala hal
tapi dinihari ini aku salah tentang kamu
bilang kangenpun, jangan
nyapa apa kabarpun, jangan
sms..? jangan
Tlp..? jangaaaan..!!
(aku masih ingat nada suara kamu waktu ucapkan itu..ada kepanikan disitu..aku sedih..)
aku semakin sadar sekarang..aku tidak sebodoh yang kamu kira..
ini berbeda
tidak sama lagi
karena kamu yang pegang aturan mainnya
dan aku hanya pecundang
aku diposisikan hanya menanti dengan harus membisu
tidak boleh berkehendak
karena itu menyalahi aturan main
karena kamu yang mengatur
karena kamu tidak suka dengan hal2 yang biasa
jadi
aku hanya boleh diam mematung
menunggu dihampiri gairahmu
aku harus berdiri diam
sampai
kamn jenuh..bosan..muak dengan aku
sekarang,
aku masih bertahan hanya berdiri diam..diam..diam
tapi suatu hari nanti
ketika kamu datang dengan gairahmu itu
mungkin saja aku sudah tidak ada lagi disana menantimu
karena,
aku sudah berbaring melebur dengan hamparan rerumputan
karena,
aku sudah terlampau letih untuk berdiri diam menantimu
dan
karena,
aku bukan tempat untukmu membuang ludah
dengan sejuta jijik mu..