
setelah kakek tua itu berulang kali memarahi dan mengusir siapapun yang berdiri di atas tanahnya
tanah itu benarbenar menjadi sunyi, sepi dari jerit tawa bocahbocah yang bermain
tidak ada abangabang pedagang yang ikut berteduh di kerimbunan pohon
tidak ada mobil dan motor ikut parkir
bahkan kakek tua memagarinya dengan bambu
seminggu yang lalu, seharian seluruh isi kampung mengadakan piknik bersama
sorenya warga gempar menemukan kakek tua terlentang melotot kaku di tanahnya sendirian..tanpa siapasiapa
sekarang tanah itu kembali menjadi tempat bermain, berteduh dan parkir
bukankah sang penguasa galak dan pelit sudah menyatu dengan tanahnya
kalaupun arwahnya bergentayangan teriakteriak marah..siapa yang peduli
kamis28juli2011
bintaro
Sue..
ketika marah menguasai seluruh poripori badan dari ujung kaki sampai kepala..kita tak pernah tahu siapa yang melihat kita..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar